Kamis, 05 Juni 2014

Nafs


         Ku awali nafasku dengan menyebut nama Tuhan semesta alam. Aku berlindung padamu Tuhan dari kejahatan malam, apabila telah gelap gulita. Aku berserah diri padamu Tuhan, dari mata yang telah tertutup  debu kegelapan.
         Sempitlah dadaku, tidak lancar lidahku saat aku melihat kekuasaanMu. Engkau menciptakan makhluk hidup, Engkau tinggikan langit, Engkau tegakkan gunung, Engkau hamparkan bumi. Sombonglah diriku jika aku tidak berdoa padaMu, tidak meminta belas kasihanMu. Selipkan angin surga di nafasku, hingga aku bisa bernafas dengan iklhas, dari hati yang tersayat oleh khilaf.
         Rahasia yang tersimpan didalam hati manusia terbuka, tidak ada satupun yang bisa luput dari penglihatanMu. Engkau selipkan sebutir biji cinta pada hatiku. kemudian Engkau menumbuhkan biji itu menjadi pohon yang akarnya, mampu menusuk relung jiwa. Nafs telah hadir didalam hati, membuat cinta diatas segala kata. Kemudian cinta bertabir pada kalimat dosa, merubah sendu menjadi gemerlap. Seakan merubah gelap menjadi terang, seakan merubah racun menjadi obat, seakan merubah air menjadi anggur yang memabukkan.
        Cinta telah membudak, menyerahkan sebagian hidupnya dan akan selalu meminum apapun yang dituangkan oleh sihirnya. Mataku sekarang buta dan telingaku tuli hanya butiran air mata yang merubah senyuman menjadi perih. Lidahku tertatih sedangkan nafasku terburu-buru, cintaku kini  menjadi buih. Tidak perlu aku pertanyakan lagi atas kehendakMu. Aku serahkan semua kembali kepadaMu.
       Tuhan Sertakan diriku di surga tertinggi, dimana aku akan meremdamkan wajahku di mata air salsabil, dimana aku akan menyentuhkan kulitku di hamparan permadani, dimana aku akan menikmati cinta yang sesungguhnya atas ridhoMu.